Menghadapi Rekan Yang Toxic

 


Toxic sering dikenal sebagai racun atau sesuatu yang tidak sehat yang dapat mengakibatkan penyakit. Ada teman toxic yang kehadirannya membuat kita tidak nyaman bahkan merusak keadaan yang sedang kita bangun agar baik dan sportif serta menyenangkan sehingga kita dapat memperkuat potensi kita sebagai manusia. Rekan di kantor atau tempat kerja manapun selalu saja ada yang toxic. Dia tidak akan suka dengan kita baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi dengan menjelek-jelekkan kita di belakang. Akibatnya nama kita menjadi jelek dan kita dipandang sebagai pegawai yang tidak kompeten. Selain itu, tidak jarang mereka menghalangi perkembangan karir kita. Wah, pasti sangat tidak menyeman memiliki rekan kerja seperti itu. Berikut ini tip-tip mengahadapi rekan yang toxic.

1. Tidak berurusan langsung bila tidak penting

Ini caraku ketika ada rekan yang sering "urik" dengan kita. Dia akan selalu menyalahkan apapun yang kita katakan, lakukan, baik dan apalagi buruk. Meskipun kita sering bertemu dengannya, hindari obrolan yang tidak perlu, atau jangan merespon apapun lontaran-lontara kalimatnya. Baik itu yang ditujukan padamu ataupun pada orang lain. Anggap saja dia tidak ada dan kamu tidak punya urusan dengannya. Dengan meghindari merespon kata-katanya atau obrolan dengannya, kamu tidak akan bermasalah dengannya. Kalau dia tetap saja mempermasalahkanmu, masalah bukan pada dirimu tapi pada dirinya sendiri. So, cuekkin saja.

2. Bila harus berurusan langsung

Namanya rekan kerja, mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan mendapat kesempatan untuk harus bekerjasama. Duh, padahal kita sudah mencoba menjauh darinya, menghindari konflik dengannya, atau berusaha bersikap normal dan baik padanya. Eit, jangan takut. Ketakutan adalah senjata ampuh menghancurkan kemenangan yang sedang menunggumu. Pertama-tama yang harus kamu lakukan adalah, tarik nafas, salurkan energi positif ke pikiran dan ke dalam hatimu. Katakan kamu bisa dan kamu akan baik-baik saja. Kedua, pahami tugas yang melibatkan kerjasama kamu dengannya. Bagi tugas secara jelas dalam rencana pelaksanaan program kerjasama. Komunikasi langsung dengan baik, jelas, dan tidak terkesan kamu mengaturnya, ajak dia menyepakati pada poin-poin yang harus dikerjakan. Bila dia bersikeras pendapat-pendapatnya harus diterima, gali lebih dalam pendapatnya tidak hanya pada tataran ide, tetapi bagaimana kejelasan pelaksanaannya, aset yang diperlukan dan realistis, tujuan dan dampak yang mungkin timbul serta siapa yang akan melaksanakan. Pastikan dia sendiri setuju untuk melaksanakan ide-idenya. 

3. Bila di nomor 2 tidak terlaksana

Bagaimana bila dia maunya memberi pendapat, harus diterima, tetapi orang lain yang harus melaksanakannya sedangkan dia selalu menyalahkan ataupun megkritik apa yang kita lakukan padahal itu adalah gagasannya? Lakukan yang kamu bisa saja. Next time, kamu harus berani menyatakan keberatanmu dan menyampaikan pendapatmu tanpa takut. Berusaha menstabilkan vokal dan intonasi kata-katamy saat menyampaikan. Jangan ambil hati bila tanggapan-tanggapan dia negatif bahkan teriak-teriak memarahi. 

4. Sandarkan pada doa

Memang gak enak punya rekan kerja yang toxic/ Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dengan nyaman dan gembira menjadi beban. Beban ini yang lama-kelamaan membuat malas dan tidak bersemangat lagi melakukannya. Apalagi justru atasan mendukung dan membela sikap-sikapnya yang membuat bawahan-bawahannya tidak nyaman bekerja. Alih-alih menegur, atasanpun mengatakan kamu yang harus belajar menjadi dewasa. Kepada siapa lagi kalau bukan pada Tuhan kau meminta pertolongan?


                                                                                                                                  21 Januari 2024